日本殖民性奴役中被遺忘的倖存者

日本殖民性奴役中被遺忘的倖存者

Para penyintas perbudakan seks masa penjajahan Jepang yang terlupakan

Berpacu dengan waktu: Kisah 'ianfu' mengenang masa kelam penjajahan Jepang

  • 斯里·萊斯塔里
  • BBC印尼記者
視訊字幕,

大多數性奴役倖存者都超過 80 歲。

在幾個亞洲國家,包括印度尼西亞,數十萬名婦女和女孩被日本士兵強姦並被迫遭受性奴役或所謂的「ianfu」。

本文包含一些讀者可能會感到不安的內容

Sri Sukanti(80 歲)被日本士兵帶到中爪哇普沃達迪省的 Gedung Papak 時年僅九歲。

「哇,我父親很困惑,我被帶走了,以為他會被殺。然後我的另一個學校朋友以為他會被殺。『不,這只是我,這只是我’,』」斯里,同時回憶起那段黑暗的時光。

幾天后,她被一名日本軍官強姦。

「(我)被撫摸、被親吻……睡了三次,不是每天……嗯,反正我哭了,之後我還能做什麼,遠離父母,誰來幫助我?” 他說。

斯里記得和其他女孩一起在大樓裡,但不在同一個房間。

沒有辦法逃離這棟大樓。

我在 Sri Sukanti 位於中爪哇沙拉迪加的一棟聯排別墅的住所見到了她。他的身體很瘦弱,和我說話時雙手時不時地顫抖,談到自己在日軍當「性奴」的經歷時,他的眼神一片茫然。

斯里透露,當她在帕帕克大廈時,她經常接受注射,這樣她就不會生孩子。斯里展示了她臀部的傷疤。

「這是注射,我已經一周沒有醒來了,但只有一個地方疼,就是這個地方。 (僅在這個地方)繞行」斯里說。

斯里是近代史上最大的性暴力行為之一的受害者。第二次世界大戰期間,估計有 20 萬名婦女被日本士兵拘留,數千人被日本士兵強暴。

跳過播客並繼續閱讀
調查:收養醜聞
調查:收養醜聞

調查揭開過去從印尼到荷蘭非法收養的面紗

插曲

播客結束

這些婦女大多是韓國和中國公民,但類似的行動也在其他日本殖民地國家進行,包括印尼、緬甸和菲律賓。

在印度尼西亞,來自爪哇的婦女被帶到戰爭前線,例如加里曼丹、蘇拉威西,甚至包括布魯島在內的馬魯古。

根據「Ianfu」研究員埃卡·欣德拉(Eka Hindra)介紹,日本在殖民時期實行了軍事控制下的性奴役制度。

「這確實是一個制度,並不是簡單地實施,因為招募是根據當地情況進行的,比如在基杜爾山,很多都是從街上或花園裡招募的。還有一些人是被繼續教育所吸引的。” 、工作和學校——“最後,受害者通常來自受過教育的圈子,”埃卡解釋道。

這些婦女被抓走並安置在日軍建造的妓院,這些妓院遍布各地。

除了Ianjo之外,還有很多女性也曾遭受日本兵的強暴。

Paini 現年 86 歲,是個說話堅定、非常友善的祖母。迄今為止,他從未直接向子孫講述過他在日本殖民時期所經歷的性暴力。

即便如此,他還是非常公開地揭露了日本士兵對他的殘酷行徑。

斯里·蘇坎蒂

圖片來源,BBC印尼

標題,

Sri Sukanti 與她的丈夫 Muhamad Sidik 住在中爪哇沙拉迪加的一棟連棟房屋裡。

當日本進入中爪哇沙拉迪加時,其士兵招募當地居民進行強迫勞動或成為“羅穆沙”。當時12歲的派尼也被強迫勞動。那時他已經結婚了。

在日軍軍營中,派尼遭受了日軍的性暴力。

「我被告知要煮玉米粒來餵羅姆沙人。但在我煮完之前,我不知道我身後是否有人,我被俘虜了,」帕尼說。

當時,他的朋友們都不敢幫助他,他們向一名負責軍營的日本軍官報告了這件事。他終於被送回家了。

她的丈夫隨後與她離婚。帕尼一生再婚兩次,育有四個孩子。

“子宮腐爛”

許多「伊安福」倖存者無法生育,因為他們的生殖器官在日本士兵的「囚禁」期間被破壞戰爭結束後,他們也經歷了恥辱,被稱為「前日本人」。

1992年,韓國「安福」倖存者金韓淑向公眾公開作證,日本時代的性奴問題被清楚揭露。

此後,一些國家的「安夫」一一見證了日本對他們的暴行。在印度尼西亞,梭羅的一名圖米納倖存者於 1992 年公開作證。

隔年,日惹法律援助研究所透過提出申訴收集了有關日本性奴役受害者的數據。

日惹 LBH 前主任 Budi Santoso 表示,之所以進行資料收集,是因為日本要求印尼收集有關戰爭期間性奴役受害者的資料。透過當時的數據收集,追蹤到了1156人。

布迪說:“他們的身體狀況和健康狀況都不是很好。想像一下,他們在年輕時受到了性虐待,以至於子宮都腐爛了。”

他說,這些『 ianfu 』的證詞實際上給他們造成了恥辱,有的甚至對他們的經濟造成了影響。

布迪表示,LBH日惹當時進行的數據收集和核實工作得到了日惹倖存者Mardiyem女士的大力協助,她在南加里曼丹省馬辰被製作成了“ ianfu ”。

「進來的是Mardiyem女士。在她認罪後,許多其他受害者也站出來認罪,」布迪解釋道。

LBH Yogyakarta 記錄的「ianfu」倖存者來自楠榜、爪哇,甚至東努沙登加拉。其中也有荷蘭人。

同時,前Heiho傳播論壇指出,有2萬名婦女成為日本暴行的受害者。

當這些「暗福」倖存者的證詞被公開後,日本「向所有因「暗福」而遭受難以估量的痛苦和身心創傷的人們表示歉意和遺憾」。

資金興建療養院

日本隨後根據三方達成的協議,由內閣官房長官於 1995 年 6 月宣布成立亞洲婦女基金會(AWF)。

AWF在其網站上表示,該機構的成立是對安福問題的一種關注、遺憾和道歉。

但在印度尼西亞,AWF 表示,由於政府沒有明確ianfu 的名稱,因此社會事務部在 10 年內分階段提供了 3.8 億日元(按當前匯率計算約為 240 億盾)的資金,為 235 人建設設施。各地區的療養院。此外,也透過致力於「安福」議題的組織建立了三個療養院設施。

BBC印尼電視台探訪了中爪哇省一家利用這些資金建造的孤兒院,但管理人員表示,那裡從未有過安福倖存者。

安福的同伴、雅加達LBH前主任Nursyahbani Katjasungkana表示,當時政府的態度更關心與日本的關係,但最近發生了變化。

「印尼政府的遊說,在《印尼國家史》一書中,有一頁半的故事是關於『安福』作為戰爭受害者的一部分,」努爾夏巴尼解釋道。

道歉

儘管事情已經過去幾十年了,帕尼仍然記得那件事。

「只有一件事讓我心痛。當我這樣老了的晚上,如果我想起那一件事,我就睡不著,我的心仍然痛,」他說。

為了忘記這一點,派尼在晚年讓自己忙於各種活動,並繼續在觀賞植物農場工作。

派尼

圖片來源,BBC印尼

標題,

帕尼(86 歲)仍然記得日本的暴行。

帕尼表示,他從未收到直接道歉。

「如果我面對自己,我就可以道歉。如果我不能面對自己,我就無法道歉,」他說。「我收到過來自日本的包裹嗎?從來沒有……連一分錢都沒有,」帕尼說。

同時,斯里蘇坎蒂承認,她從社會事務部獲得援助資金約三個月,也就是六年前。

目前,她和丈夫穆罕默德·西迪克(Muhamad Sidik)和幾隻寵物狗一起住在中爪哇省沙拉迪加市中心的一棟排屋裡。為了謀生,斯里經常賣掉她的寵物小狗。


Para penyintas perbudakan seks masa penjajahan Jepang yang terlupakan

  • Sri Lestari
  • Wartawan BBC Indonesia
Keterangan video,

Sebagian besar penyintas perbudakan seks sudah berusia diatas 80 tahun.

Ratusan ribu orang perempuan dan anak-anak perempuan di beberapa negara Asia diperkosa dan dipaksa menjalani perbudakan seksual atau yang disebut 'ianfu' oleh tentara Jepang, termasuk di Indonesia.

Artikel ini memuat konten yang mungkin menganggu bagi sejumlah pembaca

Sri Sukanti (80) baru berusia sembilan tahun ketika dibawa tentara Jepang ke Gedung Papak, Purwodadi, Jawa Tengah.

"Wah ayah saya semaput-semaput saya dibawa dikira mau dibunuh. Terus ada lagi temen saya sekolah, dikira mau dibunuh. 'Jangan, saya saja, saya saja'," ungkap Sri, seraya mengenang masa kelam itu.

Selama beberapa hari, dia diperkosa seorang perwira militer Jepang.

"(Saya) dielus-elus diciumi… ditiduri tiga kali, tidak setiap hari…. Hmm, nangis toh saya, abis gimana lagi, jauh dari orang tua, yang mau nolong aku siapa?" tuturnya.

Sri ingat dia berada di gedung itu bersama dengan anak perempuan lainnya, tetapi tidak berada di ruangan yang sama.

Tak ada yang bisa dilakukan untuk melarikan dari gedung tersebut.

Saya menemui Sri Sukanti di kediamannya di sebuah rumah petak di Salatiga Jawa Tengah. Tubuhnya kurus, tangannya sesekali gemetar selama berbicara dengan saya, tatap matanya kosong ketika menceritakan pengalaman sebagai 'budak seks' tentara Jepang.

Selama berada di Gedung Papak, Sri mengungkapkan secara rutin dia disuntik agar tidak memiliki anak. Sri menunjukkan bekas luka yang di bagian bokongnya.

"Ini suntikannya, satu minggu nggak bangun, sakit toh cuma satu tempat, ini tempatnya. Muter ( di tempat ) ini tok (saja)," kata Sri.

Sri merupakan korban dari salah satu tindak kekerasan seksual terbesar dalam sejarah modern. Pada masa Perang Dunia II diperkirakan 200.000 perempuan dimasukkan dalam tahanan dan ribuan lainnya diantara mereka diperkosa tentara Jepang.

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Investigasi: Skandal Adopsi
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Sebagian besar dari perempuan ini merupakan warga Korea dan Cina, tetapi operasi serupa juga dilakukan di negara jajahan Jepang lain, antara lain Indonesia, Myanmar dan Filipina.

Di Indonesia, perempuan dari Jawa dibawa ke garis depan peperangan, seperti di Kalimantan, Sulawesi, bahkan juga Maluku, termasuk di Pulau Buru.

Menurut Eka Hindra, selaku peneliti 'Ianfu', Jepang menjalankan sistem praktik perbudakan seksual dibawah kontrol militer pada masa penjajahan.

"Ini memang merupakan suatu sistem dan tidak begitu saja diterapkan karena rekrutmen yang dilakukan sesuai dengan situasi di daerah itu, seperti di Gunung Kidul banyak yang diambil dari jalan ataupun kebun. Kemudian ada yang iming-iming untuk meneruskan pendidikan, pekerjaan, dan sekolah - yang terakhir biasanya korbannya dari kalangan terpelajar," jelas Eka.

Perempuan-perempuan ini dibawa dan ditempatkan di ianjo (rumah bordil) yang dibangun oleh tentara Jepang, yang tersebar di berbagai daerah.

Selain di ianjo, banyak perempuan yang juga mengalami perkosaan oleh tentara Jepang.

Paini - berusia 86 tahun - merupakan nenek yang berbicara tegas dan sangat ramah. Sampai saat ini dia tak pernah menceritakan secara langsung kekerasan seksual yang dialaminya pada masa penjajahan Jepang kepada anak ataupun cucunya.

Meski begitu, dia sangat terbuka untuk mengungkapkan kekejaman seorang tentara Jepang terhadap dirinya.

Sri Sukanti

SUMBER GAMBAR,BBC INDONESIA

Keterangan gambar,

Sri Sukanti tinggal bersama suaminya, Muhamad Sidik, di rumah petak di Salatiga, Jawa Tengah.

Ketika Jepang masuk ke Salatiga, Jawa Tengah, para tentaranya merekrut warga setempat untuk kerja paksa atau menjadi romusha. Paini, yang ketika itu berusia 12 tahun, pun menjalani kerja paksa. Saat itu dia sudah menikah.

Di barak militer Jepang itu, Paini mengalami kekerasan seksual oleh tentara Jepang.

"Saya disuruh masak gerondol jagung dibuat kasih makan orang romusha. Tapi belum selesai masakan saya, kan saya tidak tahu kalau ada orang di belakang saya itu, saya disekap," ungkap Paini.

Ketika itu teman-temannya tidak ada yang berani membantunya, dan melaporkannya kepada salah satu perwira Jepang yang memimpin barak. Dia pun akhirnya dipulangkan.

Suaminya kemudian menceraikannya. Sepanjang hidupnya, Paini kemudian menikah lagi dua kali dan memiliki empat anak.

"Rahim membusuk"

Banyak para penyintas 'ianfu' yang tidak dapat memiliki anak karena alat reproduksi mereka sudah hancur ketika berada dalam 'tahanan' tentara Jepang. Setelah perang berakhir, mereka juga mengalami stigma dan disebut sebagai 'bekas Jepang'.

Perbudakan seks pada masa Jepang ini terungkap jelas ketika seorang Kim Han Sook, penyintas 'ianfu' asal Korea Selatan memberikan kesaksian secara terbuka kepada publik pada 1992.

Setelah itu satu per satu 'ianfu' di sejumlah negara memberikan kesaksian kekejaman Jepang terhadap mereka. Di Indonesia, seorang penyintas Tuminah asal Solo yang menyampaikan kesaksian secara terbuka pada 1992.

Setahun berikutnya, Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta melakukan pendataan terhadap korban perbudakan seksual Jepang dengan membuka pengaduan.

Mantan Direktur LBH Yogyakarta, Budi Santoso, mengatakan pendataan dilakukan karena ada permintaan dari Jepang agar Indonesia mendata korban perbudakan seks pada masa perang. Melalui pendataan saat itu, ada 1.156 orang yang dilacak.

"Kondisi fisik dan kesehatan mereka tidak begitu baik. Bayangkan saja mereka ini selama masa mudanya mendapatkan perlakuan seksual yang begitu rupa itu sampai rahimnya ada yang membusuk," ungkap Budi.

Dia mengatakan kesaksian para 'ianfu' ini justru menimbulkan stigma terhadap mereka, bahkan ada juga yang berdampak pada ekonomi mereka.

Budi mengatakan pendataan dan verifikasi yang dilakukan LBH Yogyakarta ketika itu banyak dibantu oleh Ibu Mardiyem, seorang penyintas dari Yogyakarta yang dijadikan 'ianfu' di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

"Pintu masuknya itu ya dari bu Mardiyem. Setelah pengakuan beliau, banyak yang kemudian korban lain yang mengaku," jelas Budi.

Penyintas 'ianfu' yang didata oleh LBH Yogyakarta itu berasal dari Lampung, Jawa, bahkan di Nusa Tenggara Timur. Ada pula yang merupakan orang Belanda.

Sementara itu, Forum Komunikasi eks-Heiho mencatat ada 20.000 orang perempuan yang menjadi korban kekejaman Jepang.

Ketika kesaksian penyintas ianfu ini disampaikan ke publik, Jepang kemudian menawarkan "permintaan maaf dan penyesalan bagi semua orang, yang menderita sakit yang tidak terukur dan luka fisik serta psikologis karena menjadi ianfu".

Dana untuk bangun panti jompo

Jepang kemudian membentuk Asia Women Fund (AWF) - yang diumumkan Menteri Sekretaris Kabinet pada Juni 1995- berdasarkan kesepakatan yang dibuat tiga pihak.

Dalam situsnya, AWF menyebutkan pendirian lembaga ini merupakan bentuk kepedulian, penyesalan dan permintaan maaf terhadap masalah ianfu.

Tetapi di Indonesia, AWF menyebutkan karena pemerintah tidak mengidentifikasikan ianfu, maka pendanaan sebesar 380 juta yen (sekitar Rp24 milliar dengan kurs saat itu) diberikan melalui Kementerian Sosial secara bertahap selama 10 tahun untuk membangun fasilitas 235 panti jompo di seluruh daerah. Selain itu, tiga fasilitas panti jompo juga didirikan melalui organisasi yang bergerak di masalah 'ianfu'.

BBC Indonesia sempat mendatangi sebuah panti yang dibangun dengan menggunakan dana tersebut di Jawa Tengah, tetapi pengelola mengatakan tidak pernah ada penyintas ianfu yang tinggal di sana.

Pendamping 'ianfu' dan mantan Direktur LBH Jakarta, Nursyahbani Katjasungkana, mengatakan ketika itu sikap pemerintah lebih mementingkan hubungan dengan Jepang, tetapi belakangan sudah ada perubahan.

"Pemerintah Indonesia atas lobi di dalam buku Sejarah Nasional Indonesia, ada satu setengah halaman cerita tentang 'ianfu' sebagai bagian dari korban perang," jelas Nursyahbani.

Permintaan maaf

Meski sudah berlangsung selama beberapa dekade, Paini masih mengingat kejadian tersebut.

"Yang sakit di hati saya cuma satu itu, kalau malam sampai tua kayakgini kalau ingat yang satu itu saya tak bisa tidur, hati saya masih sakit itu," ungkap dia.

Untuk melupakannya, Paini menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas di usia lanjutnya, dan tetap bekerja di pertanian tanaman hias.

Paini

SUMBER GAMBAR,BBC INDONESIA

Keterangan gambar,

Paini (86) masih mengingat kekejaman Jepang.

Paini mengatakan tak pernah menerima permintaan maaf secara langsung.

"Kalau saya berhadapan sendiri saya bisa ngasih maaf. Kalau tak bisa berhadapan tidak bisa ngasih maaf," kata dia. "Apa pernah saya menerima bingkisan dari Jepang? Belum pernah... belum pernah sepeser pun," ungkap Paini.

Sementara Sri Sukanti mengaku pernah mendapatkan dana bantuan dari Kementerian Sosial selama sekitar tiga bulan sekitar enam tahun lalu.

Saat ini dia tinggal di sebuah rumah petak yang terletak di tengah kota Salatiga, Jawa Tengah, bersama dengan suaminya, Muhamad Sidik, ditemani beberapa anjing peliharaannya. Untuk menyambung hidup, Sri seringkali menjual anak-anak anjing peliharaannya.

沒有留言:

張貼留言

注意:只有此網誌的成員可以留言。

普丁對梅克爾的評價與心理互動模型(有趣且關鍵)

普丁對梅克爾的評價與心理互動模型(有趣且關鍵) 😆😆😁😁 普丁對梅克爾的評價與心理互動模型:權力遊戲中的「理性對手」 弗拉基米爾·普丁(Vladimir Putin)和安格拉·梅克爾(Angela Merkel)之間的關係,是後冷戰歐洲外交中最複雜的雙人舞之一。他們從20...